Entri Populer

bahasaku bahasa .........

Bahasaku adalah bahasa yang aku mengerti dan aku berharap orang lainpun mengerti. susah memang memahami bahasa bila kita tidak mengenalnya. amati kehidupan, maka kamu akan menemukan bahasa sejati. bahasa sanubari dan ekspresi


Maret 07, 2010

hantu

Bidan membantu

Hantu melahirkan

Di sebuah desa di Kabupaten Kediri terdapat sebuah kolam berukuran 6 x 20 meter ”Sumber Bago” yang dikelilingi tembok dan pohon Teduh yang besar, bersebelahan dengan pemakaman pula. Ketika itu malam hari dan bertepatan tanggal tua dikejutkan oleh sebuah kejadian diarea kolam tersebut. Begini ceritanya :

Ketika itu lewatlah seorang lelaki bernama Tres melewati jalan tersebut dan iapun tak berpikir apa-apa. Ketika itu ada suara orang minta tolong dengan keadaan kesakitan. Tres berhenti dan mendekati rumah tersebut dan melihat rumah tersebut begitu bagus dan penuh dengan kemilauan lampu. Tres akhirnya masuk dan menanyakan kepada wanita tersebut apa yang terjadi ” bu ada apa berteriak-teriak minta tolong, apa ada yang bisa saya bantu? ” tanyanya kepada wanita tersebut. Wanita itu memberitahukan kalau dia mau melahirkan dan membutuhkan bidan untuk menolong kelahirannya. Dengan tanpa berpikir panjang Tres pun akhirnya pergi mencari bidan yang dikenalnya dengan menggunakan sepeda motor bututnya. Tres menuju rumah bu bidan Fatma ditengah malam tersebut yaitu pukul 00.30 WIB. Ketika itu ibu Fatma dalam kondisi tertidur lelap.

Karena gugupnya dan merasa kasihan dengan wanita tersebut serta menahan rasa dingin, Tres mengetuk rumah bu bidan Fatma serta memanggil-manggil namanya beberapa kali. Bu Fatma terbangun dengan perasaan kaget dan aneh dimana ia melihat ke arah jam menunjukkkan pukul 00.30 WIB. Kok ada orang yang bertamu kerumahnya. Dengan pandangan sayup dan langkah pelan tapi pasti bu Fatma keluar dan menemui Tres, lalu menanyakan apa yang menyebabkan ia datang kerumahnya.” ada apa malam-malam begini kamu bertamu kerumah saya?” tanyanya bu fatma. Dengan denyut jantung yang masih berdebar dan gugup Tres pun menjawab pertanyaan bu Fatma ” Bu bidan saya minta tolong, di rumah sebelah sana ada ibu-ibu yang sedang hamil dan mau melahirkan. Tolong bu segera di tolong wanita tersebut, karena ia tidak tahan kesakitan?” pintanya Tres kepada bu Fatma.

Bu bidan bertanya :” Siapa yang mau melahirkan ?”

Jawab Tres : Saya tidak tahu namanya bu, tapi yang jelas ia tinggal di rumah yang bagus dan terang diseberang sana. ”

Akhirnya bu bidan pun masuk ke dalam rumahnya dan mengambil segala peralatannya serta meminta kepada asistennya Farida untuk membantu.

Bu bidan dengan farida naik sepeda motor boncengan dan mengikuti Tres menuju rumah wanita yang mau melahirkan tersebut. Di tengah perjalanan bu bidan merasakan ada bisikan yang kuat agar segera menolong wanita tersebut. Tak lama kemudian amereka sampai dirumah wanita itu dan melihat rumahnya yang mengah terlupakanlah dimana letaknya, serta rasa penasaran bu bidan hilang oleh kemilauan lampu-lampu dan juga keindahan akan rumah tersebut dan hatinya sudah di tidak berpikiran yang macam-macam.

Ketika itu wanita hantu tersebut berpakaian putih polos dengan wajah yang cantik dan selayaknya wanita biasa. Dengan sigap bu bidan menanyakan keadaan bpasiennya ” bu rasa mau melahirkannya sudah terasa sejak kapan?” dan wanita tersebut menjawab ” Sejak kemarin bu bidan, tapi hari ini sangat terasa sekali tendangannya, sakiiiiit!’. Lalu bu bidan Fatma menyuruh asistennya Farida untuk mengambil air hangat dan handuk serta menyiapkan pakaian bayi dan bu bidan menyiapkan alat medisnya yang berupa gunting, benang steril, dan alat persalinan lainnya. Sementara Tres menunggu di luar dengan perasaan gelisah dan mulai mengantuk.

Setelah peralatan dan persiapan sudah siap, bu bidan Fatma menyuruh wanita tersebut untuk posisi mekangkang wanita melahirkan agar proses melahirkan bayinya mudah. Ibu Fatma meminta wanita itu untuk tarik napas panjang-panjang dan kemudian mengeluarkannya dengan mengedankannya dengan kuat-kuat sambil memberi aba-aba ” tarik panjang-panjang, tahan hembuskan”. Itu terulang beberapa kali. Setelah pembukaannya betul-betul genap pembukaan 10, bu bidan menyarankan agar setelah menarik napas panjang menghembuskannya dengan diiriongi teriakan yang kuat.

Bayipun lahir dan tiba-tiba terdengar suara petir menggelegar tanpa ada mendung maupun hujan. Bu bidan segera memotong ari-arinya dan menyuruh Tres untuk menguburnya di depan rumah. Bayipun di mandikan dan alat-alat medis untuk persalinan yang di bawa bu bidan setelah itu dibereskan oleh bu bidan sendiri dengan di bantu Farida.

Tak lama kemudian datang suami wanita itu dan mengucapkan terima kasih atas bantuan yang telah ibu bidan berikan serta memberinya ongkos untuk perawatan kelahiran. Begitu juga kepada Tres yang telah membantu mencarikan bidan dan menungguinya sampai proses selesai. Setelah itu bu bidan pulang dengan farida dan Tres pergi ke tempat tujuannya. Mereka pun istirahat di rumah.

Keesokan harinya, saat di rumah bu bidan mengecek alat-alatnya untuk diletakkan kembali ditempat kerjanya. Bu Fatma berteriak ” aduuuh guntingku ketinggalan di rumah bu.....” karena tidak tahu namanya dan semalam tidak bertanya. Karena dilupakan oleh alam ghoib. Aku harus ambil ke sana dan memeriksa keadaan bayinya. Dengan mengendarai mobil bu Fatma meluncur menuju rumah wanita yang ditolongnya tersebut. Sesampai di tengah jalan ternyata jalannya sempit dan mobil tidak bisa melewatinya, lalu bu Fatma jalan kaki melewati jalan yang hanya bisa di lewati motor atau pejalan kaki. Sesampai di tengah jalan setapak tersebut bu Fatma melihat kuburan dan juga tembok yang mengelilingi kolam serta pohon yang besar. Kemudian ia melihat ke sebuah tembok ada suatu benda dan mendekatinya. Di lihatnya benda tersebut dan ternyata gunting miliknya yang masih ada bekas darah bayi baru dilahirkan. Diamatinya betul gunting tersebut dan bu Fatma yakin kalau itu benar-benar guntingnya dan tanpa berpikir panjang beliau pingsan seketika.

Ketika itu pula Tres lewat setelah pulang dari tempat tujuannya semalam, ia melewati jalan yang sama dan kaget melihat wanita tergeletak di jalan. Tres menghentikan motornya dan menghampiri wanita yang tergeletak dan ia semakin kaget teryata wanita tersebut bu Fatma, Tres pun berteriak minta tolong ”tolong, tolong ada orang pingsan ......!”. warga yang sedang bekerjapun yang mendengar teriakan permintaan tolong Tres lari menghampirinya. Sesampai dihadapan Tres ia bertanya apa yang terjadi. Tres berkata ” Ketika aku baru pulang dari tempat aku semalam pergi kerja aku melihat bu bidan jatuh pingsan. Memang semalam kami bertemu untuk menolong bu ......ah aku lupa gak tanya namanya.”. akhirnya mereka menolong bu bidan dengan aroma amoniak dari bajunya yang kusam dan itu membantu kesadaran bu Fatma. Setelah tersadar ada yang memberikan minuman kepada bu Fatma dan setelah tenang menanyakan apa yang terjadi. Bu Fatma bercerita. Begini ” Semalam aku dengan mas Tres ini dan asistenku pergi menolong bu......? sapa mas Tres aku lupa? Pokoknya seorang ibu yang mau melahirkan. Aku menolongnya dan sepulangnya dari sana alat-alat medisku aku letakkan dirumah begitu saja dan aku tidur. Pagi hari ini tadi aku periksa ternyata guntingku tidak ada dan aku pikir ketinggalan di tempat aku menolong pasien semalam. Lalu aku berusaha mengambil dan mau melihat pula anaknya. Ternyata aku sampai disini dan aku melihat guntingku tergeletak di atas tembok antara pemakaman dan kolam, dan seketika itu aku pingsan. Dengan masih memegang guntingnya yang penuh darah bu bidan berkata lagi ”Oh ya kalau tidak salah aku semalam diberi uang oleh suaminya bu .... tadi dan kalau gak salah masih aku simpan di saku bajuku ini. Kemudian bu fatma mencoba mengambil uang yang berada di sakunya dan ternyata apa yang terjadi........uangnya berubah menjadi daun kering yang ditumpuk rapi. Kaget semua, begitu juga Tres. Tres pun penasaran dan mencoba melihat uang yang telah diberikan kepadanya semalam di saku celana belakangnya. Apa pula yang di lihat oleh Tres ?? uang daun kering yang ditumpuk sama seperti bu Fatma. Tres pun Pingsang dan disusul para kaum ibu yang tidak kuasa melihat kejadian itu.

≈ Selesai ≈

Tidak ada komentar:

Posting Komentar