Meskipun perang dunia 2 telah berakhir, namun sisa-sisa dari
kejadian tersebut masih membekas dalam kehidupan sekarang ini. Blockade-blokade
dan juga hokum-hukum rimba masih tetap berjalan. Meskipun dalam penerapannya
jauh berbeda tappi caranya serta hasilnya hamper sama. Disini aku terkadang
ikut dalam perang dunia ketiga antara atasan dan bawahan dan anak didik. Di
satu pihak aku berperan sebagai tentara suatu pertahanan Negara yang harus
patuh pada atasan dan di sisi lain aku sebagai rakyat kecil yang harus ikut
membela rakyat kecil lainnya yang tertindas akibat kesewenangan seorang atasan
yang berkuasa.
Terkadang aku diombang-ambing oleh beberapa pilihan, jika aku
memihak pada atasan aku akan dikucilkan oleh sesame rakyat. Sedangkan bila aku
ikut rakyat, aku akan kehilangan pekerjaan dan penghidupan untuk menyambung
masa depan. Hampir tak ada pilihan. Maka
dalam perang dingin ini aku lebih suka sebagai tentara rakyat yang tetap
mengabdi kepada atasan. Maksudnya sebagai tentara aku hanya dapat memberikan
informasi tentang kejadian apa yang ada pada pemerintahan dan bagaimana
mengolah pemerintahan yang ada hingga rakyat nantinya mampu mengadakan perlawanan
ketika-atasan-atasannya melakukan penyimpangan yang berlebihan
Dengan bukti yang otentik dan relevan serta saksi-saksi yang kuat,
suatu saat nanti rakyat dapat menggugat dan meminta pertanggungjawaban atasan.
Bahkan dapat juga melengserkan jabatannya. Tak perduli raja, presiden, menteri,
kepala Negara, kepala sekolah maupun kepala RT pun apabila ada yang tidak beres
dengan tugas yang diembannya dapat dengan segera rakyat menggugatnya dan
melengserkannya. Demi kebenaran dan kemakmuran semua apa salahnya bila tentara
ikut menggulingkan pemimpinnya yang semena-mena. Aku sering mendengar dari
anggota parlemen yang langsung berada di bawah pimpinan ternyata di balik itu
punya ambisi ingin tahu lebih jauh bagaimana keadaan negaranya terutama
mengenai hal keuangannya yang sangat vitas bagi kemaslahatan dan kemakmuran
rakyat semua, bukan hanya untuk kepentingan keluarga dan family pemimpin saja.
Kritik pedas yang membangun sangat diharapkan rakyat dan atasan
seharusnya memahami dan menjalankan tugas sesuai dengan harapan rakyat semua.
Terutama menyangkut tentang pendidikan.
Karya : Abina Andi/
Slamet
Tidak ada komentar:
Posting Komentar